Tuesday, May 1, 2012
I'm Your Heart
Malam ini mataku enggan tertutup. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 01.15 dan besok
aku harus ke Sekolah.Tapi entah kenapa aku seakan memikirkan sesorang...Ya ! Wooyoung, aku
memikirkan Wooyoung. Seorang pria tampan di kelasku yang membuatku selalu membayangkan
wajahnya saat menatapku . Dia adalah sub vocal & dancer salah satu BoyBand 2PM , maka dari
itu gadis² di Sekolahku menamakannya 'si Ganteng' karena memang title itu sesuai dengan
wajahnya yang cakep.
Aku tertegun sesaat mengingat kejadian tadi siang di Sekolah, dimana pada saat jam
pelajaran telah usai dia menawarkan diri untuk mengantarku pulang sebagai tanda terimakasih
karena aku telah mengajarkannya pelajaran Matematika yang tidak dikuasainya.
" Din, kamu mau gak aku anter pulang ? itung² sebagai tanda makasih aku soalnya tadi kamu
udah ngajarin aku pelajaran mematikan itu! "ucap Wooyoung. Karena saat itu aku salah tingkah
dan memang belum pernah menghadapi situasi semacam ini, maka dengan polosnya aku
menjawab
" Ga usah young, makasih. Aku naik angkot saja"
" Yah, diajakin pulang bareng malah milih naik angkot " kata Wooyoung bingung
" Kan.. kan kita gak searah ? takut ngerepotin young. Jadi ga usah deh, makasih ajakannya "
jawabku dengan bibir bergetar karena gugup dan bingung
" Ya udah. hati² ya, thanks udah ngajarin aku tadi " Wooyoung melangkah masuk kedalam
mobil -nya dan berlalu dihadapanku sambil membunyikan klakson. Aku pun masih mematung di
tempatku berdiri dalam keadaan bingung serta peluh yang menetes deras dari pelipisku karena
gugup menghadapi cowok seperti Wooyoung yang baik dan masih mau berteman dengan
seorang gadis seperti aku.
"Aduuuhh, gaje banget sih aku! kok malah mikirin Si Wooyoung? Huuhh " Aku menyadarkan diriku
sendiri dari pikiranku yang selalu tertuju dengan Wooyoung si ganteng. senyumannya, tutur
katanya dan segalanya yang dia miliki membuat aku merasa kagum dan bahkan merasa
menyukainya
" Dina, bangun. nanti kamu terlambat ke Sekolah " Seseorang mengguncang tubuhku yang
tengah tertidur. Karena guncangan itu sangat mengganggu maka kupaksakan mataku untuk terbuka
" Udah jam berapa bu? " tanyaku dengan suara malas dan masih setengah sadar
" Udah jam 6! Udah cepet bangun. Kok kamu jadi malas begini sih ?! " Ibu menarik tanganku
dengan kasar, mendengar jawaban Ibu aku langsung bangun dari tidurku dan berlari menuju
kamar mandi.
Sesampainya di depan Sekolah aku berkali² mengucap syukur karena pintu gerbang Sekolah
belum tertutup. Aku berjalan menuju kelasku, tiba² ada seseorang yang memegang bahuku
" Din, tumben kamu telat " kata Wooyoung dengan senyuman khasnya
" Eh, anu..Heemm, soalnya semalem tuh..." Aku menahan bicaraku ketika aku menyadari bahwa
semalam yang kupikirkan adalah Wooyoung sehingga membuatku tidur tengah malam
" Kenapa ? " Wooyoung mengerutkan dahinya
" Oh, gak papa kok. Tadi aku telat bangun "
" Oo, ke kelasnya barengan aja yuk. " Wooyoung menggandeng tanganku dan menarikku menuju kelas.
Sampai di kelas, bel masuk pun berbunyi. Aku segera menuju ke bangkuku dan duduk
" Dina. aku mau duduk deket kamu, boleh gak ? " Wooyoung menaruh tasnya d kursi sebelahku yg
memang sedang kosong
" Ya udah, terserah " jawabku, Wooyoung pun duduk. Ku lihat tangan Wooyoung sibuk bergelut
dengan tombol² HP nya. Aku cuma bisa melihatnya tanpa berbicara karena aku gugup dan
deg-degan duduk di samping Wooyoung, peluhku kembali menetes dari pelipisku padahal udara
tidak terlalu panas dan aku tidak merasa kegerahan. Aku cuma bisa terdiam di samping Wooyoung
tanpa berbicara.
" kamu kenapa sih ? Kayak orang kaget gitu ? " Wooyoung keheranan melihat tingkahku yang mematung
" Haa? Eengg..Enggak kok. aku gapapa kok " Mulutku bergetar
" kamu gak suka kalo aku duduk deket kamu ? " Wooyoung menatap wajahku
belum sempat aku menjawab..
" Selamat Pagi anak-anak "
" Pagii paaakk " jawab sekelas serempak . Guru mata pelajaran telah masuk, Wooyoung pun
mengantongi HPnya dan mengarahkan pandangannya ke depan tidak lagi ke wajahku,
sedangkan aku masih memperhatikannya. Saat istirahat aku enggan keluar dan hanya duduk di
dalam kelas meski telah diajak Wooyoung ke kantin.
“ Ke kantin yuk! “ Wooyoung menarik tanganku
“ Enggak ah, lagi males” jawabku
“ Oo, males kenapa ? “ Tanya Wooyoung penuh selidik
“ Males aja “
“ Oo, ya udah. aku ke kantin dulu ya “ Wooyoung melepas tarikannya dan melangkah keluar
Sekitar 5 menit berada di dalam kelas aku merasa bosan dan mencoba keluar menuju kantin.
Saat berjalan di koridor seseorang yang tergesa² menabrakku dari depan, mungkin karena aku
tidak sarapan dan tubuhku yang lemah maka aku pun pingsan setelah tertabrak orang itu.
Saat aku tersadar ku temukan diriku sudah berada di ruang UKS. Ku lihat di samping kananku
duduk seorang cowok dengan wajah cemas. Aku mencoba memperbaiki ingatanku
“ kamu udah sadar ? “ Tanya cowok itu
“ Tadi aku kenapa ? kamu siapa ? “
“ aku Junho. Tadi aku gak sengaja nabrak kamu, trus kamu pingsan “ Cowo itu membantuku
bangun dari pembaringan UKS dan memberikan segelas air putih
“ kamu tadi nggak sarapan ya ? Muka mu pucat banget, badan mu juga hangat “ Junho
mengukur suhu tubuhku dengan menaruh punggung tangannya di dahiku
“ Iya. “ jawabku dengan nada suara yang serak
“ Istirahat di sini aja ya, gak usah masuk belajar. Aku keluar dulu “ .Aku berbaring kembali Junho
pun keluar dari UKS. Tidak lama setelah Junho keluar, muncullah Wooyoung dengan wajah
khawatir dan tergesa²
“ Kamu.. kamu gapapa kan ? “ . Wooyoung memegang tanganku
“ Iya, aku udah baikan kok “
“ Kan udah aku bilangin tadi ke kantinnya barengan aja ma aku, muka kamu tuh pucat dari tadi
pertama masuk kelas! “ Wooyoung masih menunjukkan wajah khawatirnya.
“ Aku udah baikan Wooyoung, sekarang kamu masuk kelas gih “
“ Tapi aku mau jagain kamu, Din “
“ Tapi aku udah baikan, Cuma mau baringan bentar. Nanti juga masuk belajar kalo dah enakan ”
Aku berbaring kembali dan menatap wajah Wooyoung.
“ Makasih ya udah perhatian sama aku “ kataku sambil tersenyum
“ Aku ngelakuin ini karena aku sayang sama kamu Dina..” Wooyoung mengelus rambutku dengan
lembut. Aku tidak bisa berkata apa². Jantungku seakan ingin lepas dari tempatnya. Aku kaget
mendengar penuturan Wooyoung. Lagi² peluhku mengalir deras.
“ Ak..aku, aku juga saa…” Wooyoung menaruh telunjuknya di depan bibirku.
“ Nanti aja ngomongin itu, sekarang istirahat dulu “ Senyuman Wooyoung membuatku lemas dan
bergetar. Entah apapun yang kurasakan sekarang yang jelasnya aku merasa nyaman berada di
dekat Wooyoung.Tanpa ku sadari Junho sedari tadi memperhatikanku dan Wooyoung dari kaca
luar. Aku sempat melihatnya tapi dia langsung berlari dari tempatnya berdiri tadi. Aku merasakan
ada sesuatu yang aneh. Mimik wajah Junho berbeda dari saat dia menungguiku di UKS
Keadaanku sudah mulai membaik maka ku putuskan untuk memasuki kelas dan mengikuti
pelajaran. Tapi tatapan mata Junho saat melihatku dengan Wooyoung tadi masih ku ingat, seperti
menyiratkan kekecewaan. Raut mukanya saja berubah. aku tidak mau terlalu memikirkan Junho,
aku takut akan menambah beban pikiranku. Maka ku pusatkan perhatianku pada pelajaran
yang sedang ku ikuti
Pelajaran telah usai dan seperti biasa Wooyoung kembali mengajakku pulang bersamanya
“ Din, pulang bareng yuk! kamu kan lagi sakit, gak mungkin aku tega ngeliat kamu naik angkot “ kata Wooyoung.
Aku tidak bisa menolak karena memang aku perlu bantuan Wooyoung ini.
Saat di perjalanan yang ku pikirkan hanya raut muka Junho yang berubah, entah kenapa pikiranku
terus tertuju pada Junho. Aku tidak bisa melupakan saat dia mengukur suhu tubuhku dengan tangannya.
“ young, kamu tau Junho tidak ? “ aku mencoba bertanya kepada Wooyoung tentang Junho,
cowok yang menabrakku tadi
“ Junho ? Junho yang sipit itu yah ? “ Wooyoung melihat ke arahku
“ Aku gak tau pasti yang jelasnya tadi tuh dia yang nabrak aku. Gak sengaja sih “.
Wooyoung menatap wajahku
“ young, jangan ngeliatin aku. Liat kedepan aja ntar kalo nabrak gimana ? “ aku mencoba
menyadarkan Wooyoung agar fokus dengan setir mobilnya saja. Wooyoung menurut dan kembali
menatap ke depan Saat sampai di rumah aku langsung masuk di kamar dan menghempaskan diri
di atas ranjang. Ku lihat keadaan rumah sepi, mungkin Ibuku belum pulang dari mengajar di TK.
Tiba² HPku berdering. Nomor yang Tidak ku kenal tertera pada layar HPku, dengan ragu aku
mengangkatnya
“ Halo “ aku berbicara tapi tidak ada jawaban
“ Halo, please dong jangan main². ini siapa sih ? “ tanyaku agak kesal karena sekitar 20 detik belum
juga mendapat jawaban
“ Halo, Dina ? “ tanya suara di seberang. Sepertinya aku mengenal suara ini
“ Iya ini aku, ini siapa yah ? “
“ aku Junho. Kamu dimana ? “ aku kaget mendengar nama itu
“ Ju..Junho.. da..darimana kamu dapet nomor aku ? “ aku berbicara terbata²
“ Gak usah kaget gitu Din. aku tau nama kamu, nomor kamu dan kelas kamu semuanya dari Nichkhun,
tetangga kamu kan ? dia temen sekelas aku, dia juga yang bantuin aku angkat kamu ke UKS “
jelas Junho panjang lebar. aku Cuma diam gak bicara. Peyakit aku dateng lagi yaitu : banjir
keringat dingin dan bergetar! Entah kenapa aku selalu keringetan dan bergetar ketika berbicara
dan berdekatan Wooyoung atau Junho, padahal teman cowok yang lain gak juga.
“ Dina, kamu masih denger aku kan ? Junho bertanya
“ Eh iya, aku..eh anu kenapa? kok nelpon ? “ aku bertanya kembali lagi² dengan suara bergetar
“ Gimana keadaan kamu ? “
“ Udah baikan kok “ ku letakkan punggung tanganku di jidat untuk mengukur kembali suhu tubuhku
“ Oh, cowok yang nungguin kamu tadi Si Wooyoung bukan ? “
“ Iya, Wooyoung. Kenapa ? “
“ Gapapa kok, Cuma nanya aja. Eh udah dulu ya aku mau keluar. Ntar aku telpon lagi “.
Aku belum berbicara tapi telepon sudah mati
“ Aneh banget “ gumamku
Jam udah menunjukkan 22.00. Aku pun mencoba menutup mataku tapi tiba² handphone ku berdering,
kulihat nomor yang tadi siang menelponku, JUNHO!
“ Halo. Kenapa Lo nelpon malem² ? “ tanyaku keheranan
“ Coba keluar.aku ada depan rumah kamu “ aku kaget, tapi aku gak tau musti gimana. Telpon ku
matikan dan aku berlari menuju keluar rumah. Tapi sebelumnya aku mengintip dari kaca jendela
rumahku dan OH MY GOD! Ku lihat Junho dengan baju birunya berdiri mengutak-atik HPnya,
dan..telponku pun berdering. Aku tidak mengangkatnya dan segera keluar
“ kamu kenapa malem² gini ke rumah ku!? “ kataku kaget gak percaya kalo Junho berdiri depan
rumah ku
“ Dina, aku gak ada maksud mengganggu, Cuma dari tadi tuh aku kepikiran kamu terus. aku juga
gak tau kenapa“ Junho meraih tanganku dan memegangnya
“ Iya, tapi kenapa datangnya musti malem² ? “
“ aku gak tau. aku cuma pengen kamu tau kalo aku sayang sama kamu, dari pertama ketemu tuh
aku udah ngerasain perasaan yang beda ma kamu. aku ngerasa nyaman deket kamu, bicara
sama kamu walaupun gue baru kenal kamu tadi siang “ Junho menatap mataku, *keringatan
ngebayangin ini beneran terjadi
“ Junho, aku gak tau musti jawab apa. Yang jelasnya aku juga ngerasain hal itu, tapi aku gak
mungkin bisa lebih deket sama kamu karena.. “ aku mencoba jujur kalo aku lebih sayang sama
Wooyoung, tapi ku takut Junho sakit hati
“ Kenapa Din ? kamu gak bisa karena kamu sayang sama Wooyoung ? “ Junho seperti membaca
sorotan mataku yang kebingungan.
“ Mung..kin “ aku menjawab hati². Entah kenapa aku gak bisa ngebohongin perasaan ku yang
emang lebih sayang ke Wooyoung.
“ Din.. Please,,” Junho memohon, tapi aku gak tau apa arti permohonannya
“ ya mau gimana lagi ? “ gue bingung sebingung bingungnya
“ aku mau kamu jadi pacar aku “
“ Apaaa ? “ aku kaget . kageeeet bener dengar apa yang Junho katakan
“ Iya Din, itu yang aku mau “Junho berbicara tidak lagi dengan nada memelas tapi seperti serius
AKHIRNYA..
Setelah malam itu besoknya aku jadian sama Junho, tapi aku menyesal udah ngebohongin
perasaan ku, aku merasa bersalah dan membodohi diri ku sendiri. Karena aku sayangnya sama
Wooyoung bukan Junho. Tapi semuanya sudah terjadi nyatanya sekarang aku sudah pacaran
sama Junho.Setelah 1 minggu jadian sama Junho, Wooyoung baru tau semuanya dan semenjak
dia tau itu, dia gak pernah lagi mau ngomong sama aku, mau deket² ma aku bahkan ngeliat
muka ku! aku merasa bersalah sama Wooyoung. Semenjak selesai ulangan Wooyoung gak pernah
lagi muncul setelah libur, aku udah hubungin nomor dia tapi gak aktif. Dan aku gak nyangka
denger apa yang di katakan temen² kalo Wooyoung pindah ke Jepang. aku cuma bisa nangis
menyesal, karena mungkin aku gak akan bisa ketemu sama Wooyoung lagi. aku cuma dapet SMS
dari Wooyoung pas penerimaan rapor berisi “ I’m Your Heart . Jangan menunggu aku, karena aku
gak akan balik ke Korea lagi. aku sayang sama kamu “ aku mencoba hubungi nomor itu, tapi
udah nggak aktif! sekarang aku menyesal dan memutuskan hubungan ku dengan Junho.
I Heart You Wooyoung.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment